kepala Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT), dokter Hakim Sarimuda Pohan, mengatakan kalau dalam filter rokok yang banyak dipakai di Indonesia tercantunm olahan yang berasal dari darah babi.
Hemoglobin ataupun protein darah babi dipakai dalam filter rokok buat menyaring toksin kimia supaya tidak masuk ke dalam paru - paru perokok, kata Hakim dikala jadi pembicara dalam diskusi bahaya merokok untuk kehidupan berbangsa di Balaikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.
Ia meyakini kalau filter yang dipakai buat rokok yang tersebar di Indonesia menggambarkan filter impor yang memiliki komponen dari darah babi. Menurutnya, seluruh itu dikenal sehabis terdapatnya statment yang diungkapkan pakar dari Australia ataupun Profesor Kesehatan warga dari Universitas Sydney, Simon Chapman.
Profesor di Australia memperingatkan kelompok agama tertentu terpaut perkiraan terdapatnya isi sel darah babi pada filter rokok. Profesor Simon Chapman melaporkan itu merujuk pada riset di Belanda yang menguak kalau 185 industri berubah memakai hemoglobin babi bagaikan olahan pembuat filter rokok.
Menurut Hakim, sudah selayaknya umat Muslim yang kebanyakan di Indonesia ini menghindari benda yang nyata - nyata dilarang agama tersebut. Bukan cuma kalangan Muslim, namun kalangan Yahudi pula melarang pemanfaatan babi buat keperluan serupa itu, tambahnya dalam diskusi dalam rentetan sosialisasi peraturan wilayah (Perda) yang melarang merokok di tempat tertentu.
Dalam diskusi yang dihadiri ratusan partisipan dari golongan PNS, pengelola hotel, restoran, dan juga mengelola tempat - tempat universal tersebut pula dihadiri Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin dengan moderator Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg Diah R Praswasti.
Dalam diskusi tersebut dilangsungkan dengan tanya jawab yang antara lain dianjurkan perlunya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan merokok.jika di anggap bermanfaat mohon sebarkan articel ini jazakallahukhair
TOLONG JANGAN ABAIKAN sehabis MEMBACA informasi INI, BAGIKAN KEPADA sahabat kamu DI MEDIA SOSIAL mudah - mudahan kamu mendapatkan PAHALA KEBAIKAN AMIIN
Hemoglobin ataupun protein darah babi dipakai dalam filter rokok buat menyaring toksin kimia supaya tidak masuk ke dalam paru - paru perokok, kata Hakim dikala jadi pembicara dalam diskusi bahaya merokok untuk kehidupan berbangsa di Balaikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.
Ia meyakini kalau filter yang dipakai buat rokok yang tersebar di Indonesia menggambarkan filter impor yang memiliki komponen dari darah babi. Menurutnya, seluruh itu dikenal sehabis terdapatnya statment yang diungkapkan pakar dari Australia ataupun Profesor Kesehatan warga dari Universitas Sydney, Simon Chapman.
Profesor di Australia memperingatkan kelompok agama tertentu terpaut perkiraan terdapatnya isi sel darah babi pada filter rokok. Profesor Simon Chapman melaporkan itu merujuk pada riset di Belanda yang menguak kalau 185 industri berubah memakai hemoglobin babi bagaikan olahan pembuat filter rokok.
Menurut Hakim, sudah selayaknya umat Muslim yang kebanyakan di Indonesia ini menghindari benda yang nyata - nyata dilarang agama tersebut. Bukan cuma kalangan Muslim, namun kalangan Yahudi pula melarang pemanfaatan babi buat keperluan serupa itu, tambahnya dalam diskusi dalam rentetan sosialisasi peraturan wilayah (Perda) yang melarang merokok di tempat tertentu.
Dalam diskusi yang dihadiri ratusan partisipan dari golongan PNS, pengelola hotel, restoran, dan juga mengelola tempat - tempat universal tersebut pula dihadiri Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin dengan moderator Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg Diah R Praswasti.
Dalam diskusi tersebut dilangsungkan dengan tanya jawab yang antara lain dianjurkan perlunya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan merokok.jika di anggap bermanfaat mohon sebarkan articel ini jazakallahukhair
TOLONG JANGAN ABAIKAN sehabis MEMBACA informasi INI, BAGIKAN KEPADA sahabat kamu DI MEDIA SOSIAL mudah - mudahan kamu mendapatkan PAHALA KEBAIKAN AMIIN
Sumber:
http_shareilmuini_blogspot_co_id/2015/12/ternyata-benar-filter-rokok-memang.html#
0 comments:
Post a Comment