tidak selamanya cerewet itu jelek. Tidak senantiasa cerewet itu menyebalkan, menjengkelkan, mengesalkan, maupun akibat kurang baik lainnya. Dalam banyak keadaan, kecerewetan istri amatlah bermanfaat. nanti hendak kamu sadari, di dalam kecerewetan istri, ada kebaikan yang banyak.
Ketika Subuh belum menyapa karena fajar belum masanya tiba, kecerewetan istri bisa jadi aja hendak mengusik waktu istirahat Anda. Padahal, hari itu kamu lembur dan juga baru pejamkan mata 4 ataupun 5 jam yang lalu. kemudian dengan polos dan juga tanpa terasa berdosa, istri kamu mulai membisiki telinga, meyentuh kulit, dan juga sedikit menggoyangkan tubuh kamu dengan kalimat yang tidak dikehendaki nafsu, “Mas, mari bangun… Cepetan sayang… Sebentar lagi subuh…”
Dan, kala kamu menarik selimut dan membetulkan bantal, seketika dia tiba seraya memercikan air ke muka kamu dengan style khasnya yang lembut, menjajaki anjuran si Nabi opsi umat. Agar, kamu berdua tetap diberkahi.
Lalu kala kamu mulai mengumpulkan nyawa seraya duduk di tepi ranjang, warnanya kecerewetannya belum berhenti. dia juga membimbing seraya menarik mesra tubuh Anda, setelah itu menuntun supaya kamu bergegas ke kamar mandi, mengambil air wudhu.
Setelahnya, kala kamu sudah sukses lari dari jeratan setan lantaran kecerewetan perkataan dan juga perbuatan istri kamu di pagi yang belum melek itu, dikala kamu bakal beranjak berulang ke ranjang melanjutkan tidur sehabis dirikan rakaat Tahajjud secukupnya, percayalah kalau kecerewetan itu tidak hendak berhenti, terlebih lagi hendak tetap bertambah.
“Mas, kok tidur lagi?” ucapnya seraya mendekat, “Sudah ingin adzan tuh.” setelah itu dengan sedikit gelayutan manja di bahu yang padanya mengalami ketenangan sandaran, dia berkata sambil daratkan kecupan hangat penuh kemesraan di kening Anda, “Sana berangkat ke masjid.”
“Iya sayang… Baru pula adzan.” Jawab kamu separuh hati.
Saat mendengar jawaban ngeles yang kamu sampaikan itu, bersiaplah buat mencermati ceramah saat sebelum Subuh yang penuh dengan tekanan dan juga ekspresi sepenuh hatinya, “Sayang… tiba lebih dini itu lebih baik… supaya mampu unta merah…”
“Iya, iya, sebentar. ingin merem. Sebentar saja kok.”
Ketika kamu belum menutup mulut, percayalah kalau modul ceramahnya hendak terus menjadi bertambah, dan juga kali ini cukup membikin kamu bergegas menyambangi suara adzan Subuh yang menentramkan itu, “Mas.. Cepetan berangkat… Sudah ditungguin bidadari tuh…”
“Ah,” kilah kamu sambil membetulkan posisinya, “masih pula di dunia.”
“Ya udah deh…” lanjut istri kamu dengan kecerewetannya, “Nanti ditambahin bidadari dunia deh…”
Maka siap - siaplah, pas kala kamu bergegas sehabis mendengar motivasi terakhir itu, sepulangnya dari masjid tidak terdapat lagi kopi hangat yang biasa menemani waktu santai kamu di pagi yang berkah itu.
Karenanya, percayalah; sayangi dan juga cintai kecerewetan istri Anda, karena di dalamnya ada kebaikan yang sangat banyak..
Ketika Subuh belum menyapa karena fajar belum masanya tiba, kecerewetan istri bisa jadi aja hendak mengusik waktu istirahat Anda. Padahal, hari itu kamu lembur dan juga baru pejamkan mata 4 ataupun 5 jam yang lalu. kemudian dengan polos dan juga tanpa terasa berdosa, istri kamu mulai membisiki telinga, meyentuh kulit, dan juga sedikit menggoyangkan tubuh kamu dengan kalimat yang tidak dikehendaki nafsu, “Mas, mari bangun… Cepetan sayang… Sebentar lagi subuh…”
Dan, kala kamu menarik selimut dan membetulkan bantal, seketika dia tiba seraya memercikan air ke muka kamu dengan style khasnya yang lembut, menjajaki anjuran si Nabi opsi umat. Agar, kamu berdua tetap diberkahi.
Lalu kala kamu mulai mengumpulkan nyawa seraya duduk di tepi ranjang, warnanya kecerewetannya belum berhenti. dia juga membimbing seraya menarik mesra tubuh Anda, setelah itu menuntun supaya kamu bergegas ke kamar mandi, mengambil air wudhu.
Setelahnya, kala kamu sudah sukses lari dari jeratan setan lantaran kecerewetan perkataan dan juga perbuatan istri kamu di pagi yang belum melek itu, dikala kamu bakal beranjak berulang ke ranjang melanjutkan tidur sehabis dirikan rakaat Tahajjud secukupnya, percayalah kalau kecerewetan itu tidak hendak berhenti, terlebih lagi hendak tetap bertambah.
“Mas, kok tidur lagi?” ucapnya seraya mendekat, “Sudah ingin adzan tuh.” setelah itu dengan sedikit gelayutan manja di bahu yang padanya mengalami ketenangan sandaran, dia berkata sambil daratkan kecupan hangat penuh kemesraan di kening Anda, “Sana berangkat ke masjid.”
“Iya sayang… Baru pula adzan.” Jawab kamu separuh hati.
Saat mendengar jawaban ngeles yang kamu sampaikan itu, bersiaplah buat mencermati ceramah saat sebelum Subuh yang penuh dengan tekanan dan juga ekspresi sepenuh hatinya, “Sayang… tiba lebih dini itu lebih baik… supaya mampu unta merah…”
“Iya, iya, sebentar. ingin merem. Sebentar saja kok.”
Ketika kamu belum menutup mulut, percayalah kalau modul ceramahnya hendak terus menjadi bertambah, dan juga kali ini cukup membikin kamu bergegas menyambangi suara adzan Subuh yang menentramkan itu, “Mas.. Cepetan berangkat… Sudah ditungguin bidadari tuh…”
“Ah,” kilah kamu sambil membetulkan posisinya, “masih pula di dunia.”
“Ya udah deh…” lanjut istri kamu dengan kecerewetannya, “Nanti ditambahin bidadari dunia deh…”
Maka siap - siaplah, pas kala kamu bergegas sehabis mendengar motivasi terakhir itu, sepulangnya dari masjid tidak terdapat lagi kopi hangat yang biasa menemani waktu santai kamu di pagi yang berkah itu.
Karenanya, percayalah; sayangi dan juga cintai kecerewetan istri Anda, karena di dalamnya ada kebaikan yang sangat banyak..
Sumber:
http_www_reportaseterkini_com/2015/09/jika-istrimu-cerewet-cintai-dan.html
0 comments:
Post a Comment